Sunday, May 29, 2011

Mom’s social gathering



On Saturday, may 28th 2011, my mom had social gathering with my neighbor.
Previously, I had a plan to go to Bandung with my old office and I extremely want join with them and my mom say, “ Please stay and help to prepare this social gathering”
So, I canceled my plan. Sad? Of Course..
But I had an energy for cooking because I think I learn some recipe.
Yihaayyy.. \^_^/
recipe that I learned..


Please be positive thinking if you don’t get what you want, definitely you will get more.
And after social gathering done, my mom called me and she says thank you because I already stay and help her. I hug her and thank GOD I already right take decisions.
Love u mom. I’m Grateful already make her happy and see her smile for sure. Alhamdulillah.

Recipe : Fruit Sus


I love Sus but I don’t like sus with fla inside. So, I have an idea. Fruit Sus.
My inspiration comes from oneday I went to my office for overtime on Sunday morning.
My office?? Overtime?? Yeah, my overtime for preparation IPO.
My office, Megapolitan Development will listing on the stock exchange.
And I had a breakfast fruit sus from Regina Bakery. The taste is good and taste of fla is good enough.
So, I told with my mom if I wanna make fruit sus..
And This is it Fruit Sus ala Chef Ajeng.. *Don’t imagine if my voice like Farah Quinn,okey?*



Recipe : Baked Rice Sausage



Oneday on Friday night, after returning from my Office, I came to Sinou Kaffee to reduce boredom after work, while avoiding overloads.
Sinou Kaffee is a place to eat in Panglima Polim, which is quite hits the South Jakarta district. The concept of unfinished-themed restaurant often enough young people and families who want to sit back.
And I choose baked rice sausage for my dinner, for your information baked rice at Sinou one of chef Recommended.
Hmm, so yummy.. rice with mozzarella cheese so melting in my mouth.
I think, I wanna try make this at my home. I must prepare everthing for cooking that. I think this receipt is very simple.
I make rice in advance and give more taste for rice maybe like fried rice without chili.
But the mozzarella cheese on planting of rice which does not seem like at kaffee Sinou.
I feel baked rice sausages in Sinou mixed with a little mayonnaise for melted to feel better, but I think I want make a little modification without mayonnaise cause rice already tasty and yess.. I think that quite successfully.
This is it Baked Rice Sausage ala Chef Ajeng.. Look!! So Yummeh, isn’t it??

Saturday, May 28, 2011

Angkot

Di suatu ketika saya pernah pulang ke kantor menggunakan fasilitas antar jemput kantor sampai ke lebak bulus dan sesampainya saya ke lebak bulus saya tinggal satu kali naik angkot alias angkutan kota menuju rumah saya. Naik angkutan umum adalah hal yang menyenangkan buat saya. Kenapa senang padahal kita harus berpanas-panasan disana dan terkadang harus sempit-sempitan? Tetapi terkadang kalau kita bisa menikmati situasi itu, kita bisa melihat banyak karakter dari manusia. Kadang kalau ada yang tingkahnya aneh suka bikin kita tertawa sendiri.

Karakter manusia itu sangat beragam. Didalam satu angkot itu kita bisa menemukan ibu-ibu yang kesibukan habis berbelanja dengan segala bawaannya. Dengan melihat satu hal itu saja kadang membuat kita bersyukur bahwa terkadang kalau kita sedang berbelanja dan membawa bawaan banyak kita tidak perlu naik kendaraan umum. Bersyukurlah kita bahwa Allah memberikan banyak nikmat kepada kita.

Ada juga ibu-ibu dengan seorang anak yang sedang makan dan anak tersebut makan dengan lahap seperti sedang memakan cilok. Untuk yang tidak tahu cilok, cilok adalah sejenis makanan yang terbuat dari aci dan kita memakannya dengan menggunakan bumbu kacang atau kecap. Tetapi untuk anak seusia 3-5 tahun saya rasa sangat rentan sekali lambungnya terutama untuk makan jajanan pasar yang kita juga tidak tahu benar bahan olahannya. Lagi-lagi saya bisa bersyukur bahwa saya mempunyai orangtua yang sewaktu saya kecil sangat memperhatikan gizi yang masuk ke dalam mulut saya sehingga saya bisa tumbuh menjadi wanita dewasa seperti ini.

Dan lama-lama penumpang tersebut pulang dan didalam angkot hanya tinggal saya dan supir. Kadang kalau saya di dalam angkot seperti itu saya takut bahwa supir tersebut akan muter balik sehingga saya harus berpindah angkot. Sepertinya supir angkot ini berpikiran berbeda tetapi malah sebaliknya dia mengabil jalur yang melawan arah supaya mendapat kesempatan untuk ngetem dan cari penumpang. Kadang kita melihat bahwa situasinya adalah satu angkot dan angkot lainnya kebut-kebutan supaya bisa mencari penumpang sebanyak-banyaknya. Tetapi ada yang mengagetkan disini. Disaat supir di angkot yang saya tumpangi melawan arah dan mencoba secepat mungkin ke tempat pemberhentian, ada angkot yang lainnya memberi jalan. Sungguh pemandangan yang langka sekali. Baik juga nih teman angkot yang lainnya.

Dan supir angkot ini juga berkata kepada saya, “Mbak,saya ngetem dulu ya biar dapat penumpang. Mbak ngga buru-buru kan?”

Saya hanya menjawab, “gak pa-pa kok.”

Saya mendapat pembelajaran di saat itu bahwa sesama supir angkot pun terkadang mereka saling membantu. Kayanya di Jakarta udah jarang sekali yan kita bisa melihat pemandangan seperti itu. Motto yang kita pelajari sejak menginjakkan kaki di sekolah dasar yaitu gotong royong dan saling membantu sepertinya sudah punah dan orang berlomba-lomba mendapatkan materi yang sebanyak-banyaknya.

Wisata ke pulau tidung..

Kayanya sudah banyak sekali ya yang menulis cerita mengenai perjalanannya ke pulau tidung yang terletak di Kepulauan Seribu. Sudah banyak sekali cerita maupun itinerary yang saya dapat dari mbah google mengenai Pulau Tidung tetapi kali ini saya mau bercerita mengenai Pulau Tidung menurut versi saya. Sebenarnya sudah lama sekali ingin ke Pulau Tidung itu, udah banyak browsing banyak baca cerita dari mbah google juga mengenai pulau tidung ini tapi banyak yang takut nyebrang ke pulau tidung itu. Maklum untuk mencapai pulau tidung, kita harus naik kapal selama kurang lebih 2,5 jam dari muara angke. Dan akhirnya saya bersama-sama teman kuliah saya yang suka liburan ala backpackeran berangkat juga ke Pulau Tidung.

Banyak sekali halangan sebelum saya berangkat ke Pulau Tidung mulai dari saya sakit sampai dengan cuaca buruk sehari sebelum keberangkatan saya ke pulau tidung tetapi akhirnya terlewati sudah dan saya berangkat juga ke pulau tidung. Pengalaman pertama buat saya menyebrangi pulau melalui muara angke dengan kapal sederhana tetapi pengalaman ini memperkaya hidup saya. Berangkat pagi-pagi sekali dari rumah saya di Bintaro tidak membuat saya terlelap dikapal. Dan saya beruntung sekali ditengah-tengah perjalanan menuju pulau tidung saya dan temannya sempat melihat ke atas kapal tersebut dan mengobrol disana, disela-sela kami mengobrol ada pemandangan yang luar biasa yaitu kita melihat ikan lumba-lumba. Benar-benar menyenangkan sekali melihat lumba2 menari di tengah laut dan kita bisa menikmatinya. Dan sesampainya di Pulau Tidung saya sangat bersyukur sekali karena saya mendapatkan tempat tinggal yang nyaman disertai kamar mandi yg bersih sekali.
Setelah istirahat sebentar, kami langsung melakukan aktifitas bersepeda berkeliling pulau tidung walaupun sepedanya tidak terlalu nyaman untuk digunakan tetapi saya berusaha selalu menikmati apa yang ada walaupun selalu ada penyesuaian. Menikmati bersepeda melalu jalan setapak dan sampailah di suatu tepi pantai. Hamparan pasir putih dengan air bening. Sungguh, pemandangan yang menyejukkan mata saya. Indah!! Jakarta punya juga yang seperti ini. Menuju ke pinggir pantai pun masih ada semak2. Bau semak beserta daun dan pantai bercampur jadi satu. Menyenangkan!!

Setelah itu kami kembali ke rumah untuk makan siang dan dilanjutkan dengan snorkeling. Snorkeling menggunakan pahu kelotok atau perahu kayu untuk nelayan sangat menyenangkan dan setelah tiba di spot. Saya tidak menyangka bahwa keindahan dibawah laut di bawah pulau payung sungguh indah. Menyesal sekali kenapa saya tidak menyewa kamera underwater ya. Tadinya saya berpikir bahwa snorkeling di Pulau Tidung seperti di Tanjung Benoa Bali ternyata persepsi saya salah besar. Spot Snorkling saya kali ini terletak di Pulau Payung dan Pulau Tidung Kecil. Setelah snorkeling puas dilanjutkan dengan menikmati jembatan cinta yang menghubungkan antara Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil. Banyak yang mencoba keberaniannya untuk melompat ke dalam air dari ketinggian 7 meter. Rasanya saya ingin sekali mencoba tetapi saya rasa nyali saya belum seberani itu walaupun saya piker kapan lagi saya mencoba hal seperti itu tapi lagi-lagi saya piker sudah lah saya belum ada keberanian untuk itu semua. Hahahaha.. Ternyata rasa takut selalu menang di dalam diri saya.
Hari pun mulai larut dan kita kembali ke dermaga dimana kita menaruh sepeda. Sepertinya hari itu saya tidak beruntung melihat sunset seperti yang diceritakan banyak orang melalui mbah google bahwa sunset Pulau Tidung begitu indah karena cuaca yang mendung dan berawan. Setelah sampai di rumah penginapan dan beristirahat sebentar dan sempat makan malam yang sudah disediakan lalu berlanjut lagi dengan acara BBQ. Bukan BBQ seperti yang dibayangkan. Disini kita makan ikan di pinggir pantai. Dan pantainya pun bukan pantai yang seharian dilihat tapi dari sisi lain. Sayang sekali di sisi ini saya melihat pantai yang kotor. dan terdapat sampah di pinggir pantai itu. Benar-benar perilaku orang Indonesia. Bukan saya tidak bangga menjadi warga Indonesia tetapi kadang memang harus ada perilaku-perilaku yang harus dirubah. Seperti yang paling utama adalah membuang sampah sembarangan. Kalau lingkungan kita bersih sebenarnya kan kita juga yang menikmati. Tapi beruntungnya saya malam itu saya melihat bulan yang posisinya diatas laut. Indah sekali dan dengan sangat menyesal batere kamera saya habis. Moment yang langka banget dan saya tidak bisa mengabadikannya. Seseruan dan ketawa-ketawa bareng sambil makan ikan di pinggir pantai sangat menyenangkan.

Hari pun berlalu dan sudah memasuki hari kedua saya berada di Pilau tidung. Kalau dilihat dari rundown acaranya seharusnya pagi hari kita melihat sunrise di tepi pantai tetapi sepertinya semua teman saya teler sehingga baru bangun sekitar jam 6-7 pagi. Itu juga kita masih santai-santai sambil menonton tv dan ada juga yang belum bangun. Akhirnya hari itu kita menikmati jalan di jembatan cinta menuju tidung kecil. Banyak sekali kayu-kayu yang sudah rapuh sehingga kita harus hati-hati sekali. Yang ada sepanjang perjalanan menuju tidung kecil kita memperhatikan kayu-kayu tersebut tanpa menikmati pemandangannya. Saya rasa ada baiknya jika banyak wisatawan kesana pemerintah mulai memperhatikan juga lingkungan serta sarana yang ada.

Pulau Tidung, pulau yang indah dengan segala kelebihan dan kekurangan pastinya. Tetapi dengan banyaknya wisatawan dari kota istilah mereka (karena masih sama-sama masuk wilayah DKI Jakarta) yang pasti menumbuhkan ekonomi untuk masyarakat Pulau Tidung sendiri. Walaupun setelah saya lihat banyak sekali pengelola itu bukan berasal dari pulau tidungnya sendiri tetapi lebih orang Kota Jakarta yang rata-rata memang lebih memikirkan diri sendiri. Jadi yang kaya yam akin kaya yang susah ya makn susah ya. Memang tidak dapat dipungkiri mereka yang menjadi masyarakat Pulau Tidung juga menikmati keuntungannya tetapi saya rasa persentasenya lebih banyak pengelelola yang notabene orang kota sendiri yg menikmati. Tetapi pengalaman pulau tidung ini memperkaya hidup saya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...