Wednesday, December 30, 2015

Stories : My Mom, Cancer Survival


Pada akhir tahun 2012 yang lalu, sekitar bulan Oktober atau November, Ibu saya di-diagnosa mengalami kanker getah bening atau yang sering disebut dengan lymphoma. Ketahuan pertama kali karena munculnya benjolan di bawah payudara yang akhirnya di biopsi dan hasilnya Ibu saya terkena kanker getah bening stadium 3.

Kanker di keluarga saya sudah seperti momok yang mengerikan. Ayah saya terkena kanker paru-paru ketika saya usia 5 tahunan dan meninggal ketika saya berusia 6 tahun. Nenek saya (Ibu dari Ibu saya) juga mengalami kanker payudara dan meninggal ketika saya kira-kira berusia 12 tahun. Dan tante saya pun (kakak dari bapak) pernah mengalami kanker payudara.

Jadi ketika Ibu saya didiagnosa kanker getah bening, jelas saya ketakutan dan bingung. Dan akhirnya sekeluarga memutuskan untuk berobat di Singapore tepatnya di National Cancer Centre Singapore (NCCS) di Singapore General Hospital.

Dan setelah menjalani 6 kali kemo, Ibu saya dinyatakan tidak perlu menjalankan kemo lagi dan cukup control setiap 3 bulan lalu 6 bulan lalu setahun sekali. Kondisinya sendiri Alhamdulillah sudah membaik. Berat badan sudah mulai naik dan menjalani hidup normal.

Yang ingin saya share disini adalah asupan makanan yang dikonsumsi Ibu saya selama menjalani chemotheraphy. Karena menjalani chemotheraphy bukanlah hal yang mudah, terkadang sulit sekali menerima asupan makanan karena lidah yang tidak enak karena efek dari obat-obatannya. Nah, saat itu ketika malas makan biasanya Ibu saya mengkonsumsi makanan yang manis-manis. Seperti Bubur Kacang Hijau, Bubur Sumsum, Bubur Biji Salak atau Bubur Ketan Hitam. Makan-makanan tersebut bisa 5-6 kali sehari.

Untuk makanan yang tidak boleh dikonsumsi selama chemotheraphy adalah lalapan atau makanan mentah (raw food). Tidak boleh memakan buah yang tidak dikupas kulitnya, seperti cherry. Jadi kalau makan apple, tomat atau timun semua pastikan kulitnya dikupas. Dan tidak boleh sama sekali makan hawker atau jajanan termasuk food court di daerah Singapore. Jadi pastikan asupan makanan yang bersih, higienis dan steril. Selebihnya boleh makan apa saja termasuk nasi dan daging atau apapun selama jumlahnya tetap dijaga.

Yang saya contoh dari Ibu saya ketika di diagnosa kanker adalah semangat hidupnya. Dan kita yang menemaninya pun harus menjaga supaya semangat hidup tersebut terus ada. Pasrah. Itu juga kunci penting. Pasrah tanpa menyalahkan diri sendiri atau siapapun sembari tetap mempunyai semangat untuk terus hidup. Terus berdoa kepada Allah dan meminta kesembuhan dari-Nya karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT.

Semoga kisah ini dapat memberi manfaat untuk teman-teman yang mempunyai kerabat atau saudara yang didiagnosa kanker. Kanker bukanlah akhir dari dunia, karena di Singapore sendiri sudah banyak sekali yang berhasil sembuh dari penyakit ini. Dan beberapa dari mereka menjalani chemotheraphy seorang diri dan berangkat ke rumah sakit naik bus ata MRT dan mereka bisa.  





xoxo,
-RP-

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...