Pada akhir tahun 2012 yang lalu, sekitar bulan Oktober atau
November, Ibu saya di-diagnosa mengalami kanker getah bening atau yang sering
disebut dengan lymphoma. Ketahuan pertama kali karena munculnya benjolan di
bawah payudara yang akhirnya di biopsi dan hasilnya Ibu saya terkena kanker
getah bening stadium 3.
Kanker di keluarga saya sudah seperti momok yang mengerikan.
Ayah saya terkena kanker paru-paru ketika saya usia 5 tahunan dan meninggal
ketika saya berusia 6 tahun. Nenek saya (Ibu dari Ibu saya) juga mengalami
kanker payudara dan meninggal ketika saya kira-kira berusia 12 tahun. Dan tante
saya pun (kakak dari bapak) pernah mengalami kanker payudara.
Jadi ketika Ibu saya didiagnosa kanker getah bening, jelas
saya ketakutan dan bingung. Dan akhirnya sekeluarga memutuskan untuk berobat di
Singapore tepatnya di National Cancer Centre Singapore (NCCS) di Singapore General
Hospital.
Dan setelah menjalani 6 kali kemo, Ibu saya dinyatakan tidak
perlu menjalankan kemo lagi dan cukup control setiap 3 bulan lalu 6 bulan lalu
setahun sekali. Kondisinya sendiri Alhamdulillah sudah membaik. Berat badan
sudah mulai naik dan menjalani hidup normal.
Yang ingin saya share disini adalah asupan makanan yang
dikonsumsi Ibu saya selama menjalani chemotheraphy. Karena menjalani
chemotheraphy bukanlah hal yang mudah, terkadang sulit sekali menerima asupan
makanan karena lidah yang tidak enak karena efek dari obat-obatannya. Nah, saat
itu ketika malas makan biasanya Ibu saya mengkonsumsi makanan yang manis-manis.
Seperti Bubur Kacang Hijau, Bubur Sumsum, Bubur Biji Salak atau Bubur Ketan
Hitam. Makan-makanan tersebut bisa 5-6 kali sehari.
Untuk makanan yang tidak boleh dikonsumsi selama
chemotheraphy adalah lalapan atau makanan mentah (raw food). Tidak boleh
memakan buah yang tidak dikupas kulitnya, seperti cherry. Jadi kalau makan
apple, tomat atau timun semua pastikan kulitnya dikupas. Dan tidak boleh sama
sekali makan hawker atau jajanan termasuk food court di daerah Singapore. Jadi
pastikan asupan makanan yang bersih, higienis dan steril. Selebihnya boleh makan
apa saja termasuk nasi dan daging atau apapun selama jumlahnya tetap dijaga.
Yang saya contoh dari Ibu saya ketika di diagnosa kanker
adalah semangat hidupnya. Dan kita yang menemaninya pun harus menjaga supaya
semangat hidup tersebut terus ada. Pasrah. Itu juga kunci penting. Pasrah tanpa
menyalahkan diri sendiri atau siapapun sembari tetap mempunyai semangat untuk
terus hidup. Terus berdoa kepada Allah dan meminta kesembuhan dari-Nya karena
tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT.
Semoga kisah ini dapat memberi manfaat untuk teman-teman
yang mempunyai kerabat atau saudara yang didiagnosa kanker. Kanker bukanlah
akhir dari dunia, karena di Singapore sendiri sudah banyak sekali yang berhasil
sembuh dari penyakit ini. Dan beberapa dari mereka menjalani chemotheraphy
seorang diri dan berangkat ke rumah sakit naik bus ata MRT dan mereka bisa.
xoxo,
-RP-
No comments:
Post a Comment