Monday, January 23, 2017

Stories : Sharing IV - Simply Happiness


Terkadang kita merasa bahagia dengan ekspektasi yang tinggi. Dengan harapan yang muluk-muluk. Tapi sebenarnya kalau kamu melihat sekitar dan menurunkan ekspektasi kamu. Kebahagiaan sebenarnya akan mudah sekali didapat.

Seperti yang saya rasakan di kantor pada hari kamis minggu lalu. Saya pulang dari kantor dengan perasaan bahagia, hanya karena hal simple. Temen kantor sebelah (berbeda perusahaan) main ke ruangan saya dan kita mengobrol dan bercerita sambil tertawa selama kurang lebih 1 jam. Simple tetapi buat saya ternyata itu bikin perasaan bahagia.

Saya terbiasa di ruangan seorang diri, tidak punya teman ngobrol. Jadi rasanya ketika disamperin terus diajak ngobrol santai ternyata hal sekecil itu bisa membuat perasaan saya bahagia. Dan ruangan saya jadi terasa hangat dengan adanya orang-orang tersebut.

Buat saya hal-hal kecil membuat kita bahagia memang harus kita sadari terus dan terus dan itu yang membuat perasaan nyaman dalam hidup ini.

Karena seperti yang saya utarakan dalam post sebelumnya, kebahagiaan itu tolak ukurnya kita sendiri. Kita yang bisa menentukan hidup kita akan bahagia atau tidak :)



xoxo,
-RP-

Wednesday, January 18, 2017

Stories : Sharing Part III - Memahami

Memahami.

Satu kata tetapi maknanya dalam sekali. Kemarin saya bertemu dengan seorang sahabat yang sedang dirundung masalah. Dan dia sampai berucap bahwa kondisinya sedang dalam keadaan tidak bahagia. Bahagia itu memang tolak ukurnya adalah kita sendiri. Yang membuat keadaan kondisi bahagia atau tidak pun kita sendiri.

Dari tolak ukur kebahagiaan tersebut saya mulai merinci bagaimana kita bisa bahagia. Dan merasakan bahagia yang seutuhnya. Pertama yang paling penting less expectation. Menurunkan harapan kita terhadap sesuatu ataupun seseorang. Untuk menurunkan harapan kita terhadap seseorang salah satunya dengan cara memahami orang tersebut.

Memahami lingkungan sekitar kita seperti orang tua, pacar, suami, atasan dan yang lainnya, akan membuat kita bisa menerima mereka. Bahwa setiap orang dan kita pun sendiri mempunyai kelebihan dan kekurangan. Nah, sekarang bagaimana kita bisa memahami hal tersebut dan selanjutnya menerima dengan ikhlas.

Jika kita sudah sampai di titik menerima dengan ikhlas berarti sudah lebih tinggi lagi prestasi kita terhadap pemahaman mengenai lingkungan kita. Tetapi di titik awalnya, kita harus memahami terlebih dahulu.

Memahami memang seperti mudah diucapkan tapi dalam kenyataannya sulit sekali diterapkan. Memahami bahwa suami kita mempunyai kekurangan a,b bahkan c. Kita terkadang selalu menuntut lebih dan minta lebih dipahami lagi. Tapi bagaimana kalau kita berpikir sebaliknya, kenapa bukan kita yang memahami dia? 

Memahami semua kekurangan dan kelebihannya, karena jika kita sudah memahami, rasanya kemarahan-kemarahan kita akan lebih berkurang, karena di dalam pikiran kita hanya, "Ya emang dia begitu orangnya"

Jadi kita pun tidak berharap lebih terhadap orang tersebut baik orang tua, pasangan, atasan ataupun bawahan dan rekan kerja kita.

Memahami orang di sekitar kita secara sutuhnya akan meningkatkan kebahagiaan kita. Karena kita akan lebih enjoy dalam menjalani hidup dan tidak berharap lebih.

Mungkin akan ada proses penyatuan pemikiran, persamaan persepsi, dan lain-lainnya dalam suatu hubungan tetapi proses-proses pendewasaan tersebut harus didasari dengan pemahaman terlebih dahulu sehingga prosesnya tidak saling bersitegang atau menjadi emosional dalam proses tersebut.

Target saya pribadi untuk hari ini dan selanjutnya adalah lebih memahami lagi orang-orang yang berada di sekitar kita. Sehingga titik kebahagiaan saya akan lebih mudah didapat. 

Semoga postingan ini bermanfaat.



xoxo,
-RP-

Tuesday, January 17, 2017

Sit & Eat : Sejiwa Coffee - Bandung

Selamat Tahun Baru semuaa.. Sepertinya belum terlambat ya jika saya mengucapkan Selamat Tahun Baru untuk semuaaanyaa. 

Post pertama di awal tahun 2017 ini, udah lama sekali rasanya ingin update blog tetapi dikarenakan waktu sehar-hari terbagi antara pekerjaan dan masih berkecimpung di dunia usaha saya, TravaModesty sehingga sepertinya hari-hari cepat sekali berlalu. Dan baru kali ini memaksakan untuk meluangkan waktu sedikit untuk me-time yaitu dengan menulis blog, salah satu kegiatan favorit saya.

Liburan tahun baru kemarin, saya ke tempat favorit saya, yaitu Bandung. Selalu dan selalu Bandung. Kali ini saya sempat mengunjungi tempat coffee shop baru di Bandung. Namanya Sejiwa. Nama yang cukup unik dengan bangunan yang cukup unik juga untuk sebuah coffee shop.



Bangunan sederhana namun hangat terasa sekali ketika meliat tampak luar dari Sejiwa. Begitu memasuki ruangan coffee shop ini kita menemui sesuatu yang hijau dan serba simple. Dan beberapa bunga ucapan 'selamat'. Yap, Sejiwa ini memang nampaknya baru sekali buka di daerah Bandung. Menambah marak dunia perkopian di daerah Bandung.





Untuk rasa dari kopi-nya sendiri saya tidak bisa berkomentar terlalu jauh, mengingat saya bukan pencinta kopi. Di tempat coffee shop seperti ini, saya malah memesan jus strawberry. Hahaha..

Karena memang bukan tipe pencinta kopi, jadi mungkin yang bisa saya lihat sebatas ruangan dan suasana dari coffee shop ini.

Tempat yang cukup menyenangkan dan memberikan sentuhan yang baru untuk di daerah kota Bandung. Tidak ada salahnya untuk kamu yang sedang bermain ke Bandung mencoba mampir kesini. 






xoxo,
-RP-
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...